Oleh : Usup Supriatna/Hus
Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman melalui Badan Eksekutif Mahasiswa dan Elemen kampus baru saja menginisiasi sistem baru dalam pengelolaan keorganisasian, yakni Sistem Point Organisasi Mahasiswa. Sistem poin ini sudah dicanangkan sedari lama di Fakultas Peternakan dan baru sepakat diterapkan mulai tahun ajaran 2019/2020 dan berlaku bagi angkatan 2018 dan 2019. Program sistem point telah disetujui dan disahkan langsung oleh Dekan Fakultas Peternakan Prof. Dr. Ismoyowati, MP yang berarti mengindikasikan bahwa program ini sangat disetujui oleh pihak birokrasi kampus. Berdasarkan tujuan pembentukannya, sistem point diharapkan menjadi solusi ditengah maraknya mahasiswa yang kurang berminat mengikuti organisasi dan meningkatkan prestasi baik akademik maupun non akademik.
Sistem point ini dirancang dan disepakati oleh para pimpinan elemen yang ada di fakultas Peternakan, sistem point di Fakultas Peternakan mewajibkan mahasiswa untuk mengumpulkan minimal 100 point (S1) dan 75 point untuk mahasiwa program Diploma III. Nilai point dibuktikan dengan Sertifikat/SK atau Keterangan lain yang menujukan keterlibatannya. Sistem point ini nantinya akan dijadikan sebagai syarat kelulusan mahasiswa. Ini berarti apabila mahasiswa tidak bisa mengumpulkan point sebanyak ketentuan minimal, mahasiswa tersebut tidak bisa dinyatakan lulus.
Kehadiran sistem point merupakan hal baru bagi kalangan organisatoris Fakultas Peternakan, sehingga program ini sangat digadang-gadang mampu menjadi ramuan yang ampuh untuk meningkatkan minat mahasiswa dalam berorganisasi. Namun, sistem point juga menimbulkan berbagai pro dan kontra di kalangan mahasiswa karena sebagian menganggap meskipun seluruh mahasiswa dipastikan terserap untuk masuk ke UKM ataupun HIMA bukan berarti mereka sepenuhnya minat untuk berorganisasi.
Selain itu, sistem point merupakan sistem yang memaksa penganutnya untuk patuh terhadap putusan yang ditetapkan, karena kesepakatan ini diambil tanpa melibatkan mahasiswa umum yang seyogyanya merupakan pemeran utama dari program sistem point keorganisasian ini.
Meninjau berbagai pro dan kontra mengenai sistem point, apakah ini akan benar-benar menjadi solusi atau malah menjadi permasalahan baru, mengingat program ini merupakan program baru yang belum teruji. Adanya sistem point yang baru diberlakukan di Fakultas Peternakan menekankan setiap UKM untuk lebih menguatkan segi kaderisasi mengingat akan banyak kemungkinan individu yang terpaksa mengikuti UKM hanya sekedar untuk mencari point saja, karena sejatinya berorganisasi adalah untuk mencari pengalaman, pembelajaran, kerjasama, dan menjalin kekeluargaan antar anggota.