Kemah Bakti (Kemba) tahun ini dilaksanakan kembali di desa Sikapat. Kegiatan berlangsung seru dengan antusiasme yang tinggi. Terbukti dari kedatangan peserta yang hadir 10 menit lebih awal di setiap rangkaian acaranya.
Kemah bakti dilaksanakan selama 3 hari mulai 5-8 Maret 2020. Kegiatannya antara lain adalah rumah baca, diskusi, cek kesehatan gigi, bazar murah, lomba adzan, dan tilawah. Serta program yang membawa nilai sosial ekonomi, yaitu pembuatan tepung kerabang telur.
“Kemudian diskusi atau kegiatan dimana warga berkumpul membahas permasalahan desa, keluh kesah dan saran untuk desa. Kita mendapatkan saran dari warga untuk membuat selokan di sisi jalan menuju desa karena setiap kali jalan diaspal tidak dapat bertahan lama. Karena luapan air hujan yang menuju jalan merusak struktur aspal.’’ ujar Abdul Latif, Koordinator lapangan lomba adzan dan tilawah.
Respon warga yang positif dapat dilihat langsung ketika pelaksanaan lomba adzan dan tilawah. Peserta cukup banyak meskipun didominasi oleh anak- anak perempuan. Orang tua dari peserta juga ikut menyaksikan ketika mendapat giliran meskipun dari luar masjid, sambil sesekali mengambil foto.
Bapak Jabrik sekaligus dewan juri dalam lomba adzan tilawah mengatakan hal-hal yang dilakukakan mahasiswa disini sangat positif. Dalam lomba ini anak-anak tidak hanya melatih kemampuan dalam membaca Al-Quran. Lebih dari itu, mereka juga melatih mental dan keberanian ketika mendapat giliran.
Kemba tahun ini diwarnai dengan agenda baru seperti pembuatan tepung kerabang telur, yang dicetuskan oleh panitia Kemba. Terdapat sebuah tempat penetasan telur di dekat desa. Limbah kerabang dari penetasan tersebut biasanya hanya dibuang atau diletakkan disekitar tanaman berkayu.
Kerabang mempunyai kandungan protein yang cukup. Panitia pun mencari solusi agar limbah tersebut dapat bermanfaat dan bernilai ekonomis. Dan muncul ide limbah kerabang dijadikan tepung.
Masyarakat Sikapat diberi demo bagaimana cara membuat tepung dari kerabang telur. Pembuatannya cukup mudah, yaitu dengan mencuci kerabang, membuang sisa selaput hingga bersih. Setelah itu dikeringkan dengan sinar matahari terik selama 5 hari.
Bila menggunakan oven cukup dengan suhu 80 derajat. Setelah kering, kerabang dihaluskan, disini ada 2 cara. Pertama, ditumbuk, kedua, dengan menggunakan mesin penggiling. Setelah selesai hasil gilingan disaring, jadilah tepung kerabang telur.
Pengaplikasian telur ada 3 yaitu hasil gilingan yang halus dapat digunakan untuk ransum. Hasil saringan yang cukup kasar (scrummbel) dapat dijadikan pakan ternak. Terakhir digunakan untuk pupuk dan pakan ternak.
“Kegiatan ini harapannya, adanya tindak lanjut seperti pembuatan tepung kerabang telur. Demo tersebut dapat dipraktikan oleh masyarakat kemudian dapat diaplikasikan, sehingga nantinya akan ada sumber pendapatan ekonomi. Dan adanya monitoring rumah baca serta pembuatan tepung dari UPM.” Ucap Zian, Ketua Umum UPM.
Reporter dan Narasi : Syafiq/Hus dan Mujahid/Hus