Audiensi yang diajukan oleh BEM Unsoed kepada rektorat Unsoed dengan nama “Audiensi Terakbar” terlaksana pada Rabu, 20 mei 2020 jam 10.00 WIB-selesai. Bersama Rektor Prof. DR. Suwarto, MS. beserta jajarannya yang disiarkan melalui platform youtube dan live dari instagram. Audiensi ini diikuti oleh 15 mahasiswa yang merupakan perwakilan dari masing-masing fakultas. Rektor memberi kesempatan untuk para mahasiswa memberikan masukan dan pertanyaan mengenai peningkatan kualitas pembelajaran.
# Adapun perwakilan mahasiswa tersebut diantaranya:
- Satria Yudha Pamungkas
- Tefiana Zahra
- Mohammad Syam
- Lugas Ichtiar
- Hafizh Ma’arif Zarkash
- Fakhrul F
- Wisnu Ludhi
- Denis Agita
- Ervi
- Agus
- Satria Yudha Pamungkas
Masing-masing perwakilan datang di acara audiensi daring tersebut membawa keresahan dan aspirasinya masing-masing, beberapa poin yang disampaikan yaitu melatarbelakangi: kendala pembelajaran jarak jauh karena pandemic Covid-19, subsidi kuota, UKT dan transparansi dana Unsoed di masa pandemi.
Perwakilan dari Fikes menyampaikan keresahan dan aspirasinya “Penyebaran Covid-19 terus meningkat termasuk salah satunya di Jawa Tengah dan memberikan dampak di berbagai sektor termasuk kita para mahasiswa, mengutip dari Kemendikbud yang menghimbau untuk pembelajaran melalui daring. Dari Surat Edaran Rektor menyatakan bahwa pembelajaran semester genap dilakukan secara daring.”
Banyak kendala yang terjadi selama kebijakan kuliah daring ini berlangsung, salah satunya adalah kendala di server eldiru pada mahasiswa Fikes, di jam 10 pagi ataupun jam 1 siang. Walaupun sudah peremajaan, PPT terkadang tidak muncul ataupun suara tidak bisa muncul. Akhirnya pembelajaran dilakukan melalui aplikasi lain, namun platform ini membuat kendala baru, kuota internet salah satunya. Walaupun beberapa provider sudah memberikan subsidi kuota, namun subsidi tersebut hanya berlaku untuk eldiru, sehingga untuk platform google classroom harus menggunakan kuota regular.
Pemberian subsidi kuota, logistik, dan kesehatan, seluruh mahasiswa memerlukan semua bantuan tersebut, namun pada kenyataannya bantuan ini hanya dapat dirasakan oleh beberapa golongan tertentu.
Disebutkan bahwa hak mahasiswa adalah menggunakan sarana dan prasarana universitas untuk pelaksanaaan kegiatan perguruan tinggi, namun selama berlangsungnya Covid-19 ini, pihak kampus tidak dapat memenuhi hak mahasiswa secara daring.
Mahasiswa Fikes sudah melakukan survey perihal perekonomian orangtua dari mahasiswa. Dari 1.425 mahasiswa Fikes, 67,3% mahasiswa sudah mengisi survey tersebut yang terdiri dari 2 golongan yaitu, mahasiswa penerima beasiswa dan yang bukan. 135 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dengan orangtuanya yang mengalami penurunan pendapatan. 454 mahasiswa tidak mendapatkan beasiswa dengan orangtuanya mengalami penurunan pendapatan. 3 mahasiswa penerima beasiswa dengan orangtua terkena PHK. 11 mahasiswa bukan penerima beasiswa dengan orangtua terkena PHK.
Dalam kegiatan audiensi daring tersebut, Ervi, mahasiswi dari Fisip menyampaikan hasil dari survey yang dilakukan kepada angkatan 2017, 2018, dan 2019 pada tanggal 2 – 7 April melalui google docs.
- Operator seluler yang sering digunakan:
- Telkomsel 34,1 %
- Tri 19, 8 %
- Indosat 19, 1 %
- Smartfren 13 %
Indosat dan telkomsel menggratiskan platform eldiru. seluruh mahasiswa menyatakan bahwa mereka membutuhkan subsidi pulsa internet. Dan yang tidak membutuhkan hal tersebut sebanyak 2,3 %.
Mereka yang mendapatkan hanyalah yang berasal dari UKT level 1 dan 2 saja menurut SK yang disebar, namun pada bulan April, kuota sebesar 33 Gb itu belum ada kejelasannya. Subsidi internet merupakan hasil relokasi dari penggunaan sarana prasarana seperti menggunakan wifi fakultas. Maka dari itu mahasiswa ingin menuntut hak-hak nya yang tidak didapatkan, lari kemana?
“Orangtua dari mahasiswa banyak yang mengalami penurunan pendapatan karena pandemi Covid-19,” ujar Wisnu, mahasiswa dari fakultas hukum. Dampak dari wabah Covid-19 ini bukan hanya kepada aspek pembelajaran dalam sekolah maupun kampus, tetapi seluruh aspek yang ada sehingga berdampak kepada penghasilan orang tua yang mengalami penurunan. Belum juga oleh kuota dan keperluan pendidikan yang dilaksanakan secara daring.
Perkuliahan yang dilaksanakan selama 1 semester ini hanya dilaksanakan 2 minggu saja, selebihnya dilakukan secara daring. “Kebutuhan mahasiswa tiap fakultasnya sudah tercantum dalam UKT tiap mahasiswa seperti dana praktikum, dan dana kegiatan kampus tidak dapat digunakan secara optimal karena perkuliahan semester genap ini baru berjalan 2 minggu,” ucap Agus Triawan, mahasiswa dari fakultas MIPA.
- Wisnu Ludhi dalam kesempatannya, menyampaikan beberapa poin aspirasi, yaitu:
- Subsidi internet
- Pembebasan atau relaksasi untuk mahasiswa semester akhir ataupun aktif
- Tranparasi UKT yang digunakan saat
# Menanggapi hal tersebut, Bapak Rektor menyampaikan:
- Secara pribadi ataupun dari pihak Universitas mengapresiasi hasil survey yang telah dilakukan, karena itu merupakan fakta, bukan opini. Kebijakan mengenai kuliah online merupakan kebijakan nasional yang mendadak, kuliah daring ini filosofinya adalah untuk mencegah Covid-19 di lingkungan kampus
- Terkait pulsa, Dirjen Kemendikbud pada 31 Maret 2020 melaksanakan rapat pimpinan dan memutuskan bahwa yang membutuhkan adalah mahasiswa tidak mampu, UKT level 3, mahasiswa daerah 3t. Seiring dengan situasi, Dirjen Dikti pada 6 April 2020 memutuskan bahwa PTN dapat memberikan subsidi bagi mahasiswa yang membutuhkan. Rektor, surat 941 yang intinya adalah memberikan kesempatan dengan upaya memberi bantuan pulsa untuk UKT level 3 sampai 8, harus mengajukan bantuan pulsa lewat fakultas masing masing
- Sudah ada perintah dari pengguna anggaran (Menteri), pada mahasiswa yang mengalami perubahan perekonomian silahkan mengajukan penyesuaian UKT, perintah Dirjen Dikti bahwa mahasiswa angkatan 2013 akan diberi perpanjangan 1 semester tanpa dibebani UKT
- Bagi mahasiswa yang mengalami kendala penyusunan skripsi, boleh menggunakan data sekunder, bagi mahasiswa yang menjadi relawan Covid-19 boleh menuliskan kegiatannya untuk tugas akhir
- Pendapatan Unsoed masuk ke kas negara. 30% mahasiswa tidak mampu menggunakan dana BOPTN 2020 (Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri) dipotong 4,2 M. Padahal sudah disahkan pada tahun 2019. Maka Unsoed harus melakukan penghematan
- Unsoed mendapatkan predikat terbaik dalam masalah keuangan, artinya tidak ada penyimpangan di dalam penyelenggaraannya, Unsoed sebenarnya belum terlalu siap dalam penggunaan sistem daring. LP3M dan LPTSI melakukan peningkatan kualitas server, namun pada bulan Maret secara mendadak perkuliahan harus dilakukan lewat metode daring
# Tanggapan Wakil Rektor:
- Pada awalnya kuliah daring seharusnya dilakukan pada tanggal 16 Maret, namun banyak dosen belum siap sehingga diundur menjadi tanggal 23 Maret
- Yang paling penting adalah tidak membebani, mahasiswa yang merasa terbebani oleh banyaknya tugas bisa menyampaikan aspirasinya pada Wakil Dekan 1
- Kebijakan rektorat, praktikum yang tidak bisa melalui daring akan dilaksanakan pada akhir semester.
- Unsoed sudah merespon untuk penyesuaian UKT lebih dahulu sebelum adanya Covid-19 ini, hal itu dilakukan dengan bukti-bukti yang otentik, karena pada prakteknya harus taat dengan asas.
# Beberapa hal yang perlu ditanggapi mengenai UKT:
- Ada UKT dan BKT yang sudah dipisahkan dari tahun 2012, kuliah di Unsoed rata-rata 8juta
- Di unsoed juga melakukan subsidi silang sehingga kejelasan UKT dapat dipertanggungjawabkan.
- Revisi yang bisa dilakukan untuk mahasiswa adalah bantuan pulsa.
- Sejak bergulirnya wabah pandemic Covid-19, tim Unsoed sudah membentuk Satgas Covid-19 untuk memberikan bantuan terhadap mahasiswa yang terdampak Covid-19, tim Satgas menyiapkan tim kesehatan.
- Ketua Satgas Covid-19 juga meminta data mahasiswa yang masih berada di kost agar mendapatkan bantuan.
- Ujian wpt akan dilaksanakan lagi
# Beberapa aspirasi dari para mahasiswa:
- Denis Agita, Fapet
-Solusi subsidi kuota
SK 941 tentang subsidi kuota masih kurang jelas dan kurang transparan, sehingga para mahasiswa belum bisa mengonsumsi SK tersebut, dan pada penyelenggaraannya SK tersebut mengalami keterlambatan. Subsidi kuota untuk mahahsiwa bidikmisi, UKT level 1 dan level 2 masih belum cair. Dan kita semua itu sama dihadapan Covid-19, yang tidak membedakan mahasiswa yang termasuk mampu ataupun tidak.
300 Mb di google meet, analisis penggunaan rata rata sebesar 100 Mb, dikali 8 tatap muka, dikalikan 4 karena 4 mingu perbulan. Penggunaan kuota bisa menjadi 4 Gb perbulan, dimana 4 Gb pada telkomsel ini seharga Rp 58.000, dikalikan 3 karena kuliah daring 3 bulan, total Rp 160.000. Sehingga subsidi internet bisa dipikirkan lagi.
- Fakhrul, Fisip
Relaksasi UKT seharusnya ada kebijakan khusus yang mengatur pada pembebasan UKT pada pandemi Covid-19, pembebasan sementara, pengurangan, pergeseran klaster, mengangsur. Mahasiswa umum bisa diberikan kebijakan seperti ini sementara untuk mahasiswa akhir dapat diberikan pembebasan UKT. Terkadang persoalan UKT dipersulit seperti pembatasan kuota untuk mahasiswa yang membutuhkan
- Agus, FMIPA
Mengkomparasikan anggaran Unsoed saat sebelum dan sedang pandemi, anggaran apa saja yang sudah dibelanjakan oleh Unsoed dan yang belum dibelanjakan. Dari fakultas MIPA sudah hitung-hitungan mengenai dana praktikum seperti dana pembelanjaan keperluan praktikum. Untuk universitas bisa melihat ke dana KKN, dananya kemana dan anggaran dialokasikan kemana? UKT yang kita bayarkan tidak sesuai dengan hak yang kita dapatkan.
*Penyampaian aspirasi dan keresahan dari masing-masing perwakilan fakultas sudah tersampaikan, video dapat dilihat di youtube channel BEM Unsoed.
Reporter dan Narasi: Abhi/Hus, Naufal/Hus, Ulil/Hus
Editor: Ghaitza/Hus