Oleh : Izzudin/Hus
Pecinta sepakbola Indonesia tentunya tidak asing lagi dengan tim yang bernama Persita Tangerang, tim yang bermarkas di “Indomilk Arena” tersebut baru saja promosi di tahun 2019 lalu. Banyak kisah yang terjadi dari perjalanan Persita menuju liga 1. Salah satu kisahnya yaitu Ketika MUI kota Tangerang mengeluarkan fatwa haram menyaksikan dan mendukung Persita dan Persikota.
Tahun 2012 merupakan era yang kelam bagi sepakbola tangerang. Pada tahun tersebut setiap ada laga yang dimainkan baik Persita maupun Persikota walaupun kedua tim tidak bertemu, hampir selalu terjadi kerusuhan yang tidak jarang menimbulkan korban jiwa. Hal itu lah yang mendorong MUI Tangerang untuk mengeluarkan fatwa haram mendukung atau menyaksikan setiap pertandingan Persita dan Persikota untuk menghindari terjadinya bentrok antara kedua supporter.
Fatwa MUI Tangerang mengenai haramnya mendukung dan menyaksikan Persita dan Persikota mengakibatkan sepakbola benar–benar dilarang di Tangerang, pihak keamanan tidak memberi izin keramaian sampai suasana kembali kondusif. Dampak dari dilarangnya sepakbola di Tangerang adalah terbengkalainya stadion Benteng Tangerang. Hingga pada tahun 2018 fatwa MUI Kota Tangerang mengenai haramnya sepakbola di Tangerang dicabut, ada hal menarik yang terjadi yaitu pada tahun 2019, MUI kota Tangerang mengklarifikasi bahwa tidak pernah memberikan fatwa haram tapi hanya pernyataan ketua MUI yang dibuktikan melalui surat klarifikasi MUI no. C.218/XI-05/SR/X/2019. Hal tersebut malah menjadikan sepakbola Tangerang tidak berdarah lagi dan Persita bisa promosi ke liga 1.
Editor : Abhipraya/Hus