mediahusbandry.com─9 Maret diperingati sebagai Hari Musik Nasional. Penetapan tanggal 9 Maret sebagai Hari Musik Nasional ada dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 10 tahun 2013. Sebelumnya 9 Maret adalah hari biasa, paling ada bapak-bapak motongin rumput jika 9 maret jatuh di weekend. Itupun kalau bapak-bapaknya tidak ketiduran, jikalau ketiduran berarti malemnya abis nongkrong sambil bikin rujak bebek, ini bacanya bebek bukan bebek, haduhh gimana si tanya aja dah entar. Balik lagi ke Keppres Nomor 10 tahun 2013, disebutkan bahwa musik adalah ekspresi budaya yang bersifat universal dan multi dimensional yang merepresentasikan nilai-nilai luhur kemanusiaan serta memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional. Musik juga dapat dijadikan media untuk menyuarakan isu yang ada, contohnya ada pada lagu Tuan13 yang berjudul Last roar.
Lagu Last roar mengisahkan tentang harimau sumatra yang populasinya mulai kritis, penyebab berkurangnya dan adanya perjanjian adat tidak tertulis dengan harimau. Seperti lirik berikut yang menginformasikan bahwa dua subspesies harimau sunda telah punah terlebih dahulu.
Saudaraku sudah punah di Bali dan di pulau Jawa
Aku auman terakhir, sebutku Harimau Sumatra
Dari penggalan lirik tersebut kita tahu bahwa dari tiga harimau yang ada di Indonesia kini hanya tersisa satu, yaitu harimau sumatra yang memiliki nama latinPanthera tigris sumatrae. Lirik tersebut terdapat pada lagu tuan13 berjudul Last Roar yang merupakan salah satu single dalam album Harimau Sumatra yang dirilis pada tahun 2020 lalu. Upi tuan13 merilis album Harimau Sumatra berlatar belakang pada setahun sebelum pembuatan album tersebut dia sering menggunakan Harimau Sumatra sebagai alter ego ketika bridging di panggung karena Upi orang Sumatra dan predator paling puncak disana adalah Harimau Sumatra yang dalam dunia hip hop diibaratkan Upi Tuan13 sebagai Harimau Sumatra (predator puncak). Dari hal tersebut akhirnya Upi mulai mencari tahu mengenai harimau sumatra dan ingin membuat karya tentang spesies harimau tersebut. Tuan13 tak hanya sekedar membuat album tapi disertai aksi nyata seperti movement bersama kerabatnya.
Harimau Sumatra atau dalam bahasa latin disebut Panthera tigris sumatrae merupakan subspesies harimau selain Harimau Bali dan Harimau Jawa yang telah punah terlebih dahulu. Said Jauhari yang menjabat sebagai Kepala Seksi Wilayah 1 Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Bengkulu menginformasikan bahwa populasi keseluruhan harimau sumatra berkisar 400 ekor. Kurun waktu 1998-2002, TRAFFIC dalam studinya mengungkapkan ada 50 Harimau Sumatra diburu.
Kami dibantai di mana-mana
Dijebak perangkap kami kalah
Ditembak mati seakan salah
Dikuliti kami tak berdaya
Berkurangnya populasi Harimau Sumatra terjadi karena menyusutnya hutan yang disebabkan oleh pembukaan lahan untuk industri yang ada di kawasan Sumatra. Naasnya Harimau sumatra juga banyak diburu untuk diambil kulitnya yang dijadikan sebagai hiasan dan banyak masyarakat percaya bagian tubuh tertentu dari harimau bisa dimanfaatkan untuk obat. Populasi yang sangat mengkhawatirkan membuat pelestarian harus segera dilakukan.
Upaya pelestarian sebenarnya telah dilakukan sejak lama walaupun dilakukan secara tidak langsung melalui perjanjian adat tidak tertulis antara masyarakat adat Sumatra dengan harimau. Seperti lirik pada lagu Last Roar yang berbunyi
Leluhurmu janji akan jaga kaum kami
Lalu lihat apa yang terjadi
Waktu kalian mulai ingkar janji
Faktanya adalah perjanjian antara harimau dengan manusia dilkukan masyarakat Jambi daerah Kerinci agar kedua belah pihak tak saling ganggu. Perjanjian tersebut terjadi antara masyarakat pulau tengah dengan tiga harimau yang mendiami pulau tersebut. Ritual tersebut dikatakan sebagai bayar bangun untuk harimau yang mati dan sebuah harapan agar tidak terjadi lagi sengketa antara manusia dan harimau.
Penulis: Izzudin/Hus
Editor: Abhipraya/Hus