Oleh : Ulil Albab
Kementrian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mewajibkan kegiatan wawasan kebangsaan. Hal tersebut guna menumbuhkan rasa nasionalisme dan mengikis radikalisme di lingkungan pendidikan tinggi. Setiap Universitas diberikan kewenangan dalam pelaksanaan wawasan kebangsaan.
Universitas Jenderal Soedirman bekerja sama dengan KOREM 071 Banyumas dalam pelaksanaan wawasan kebangsaan. Letda M. Idris dari KOREM 071 menyatakan bahwa wawasan kebangsaan sangat penting dilakukan mengingat sekarang rasa nasionalisme bangsa kita perlahan mulai pudar. Jika bukan kita khususnya generasi muda yang menumbuhkan kembali nasionalisme itu maka siapa lagi.
Wawasan kebangsaan di Universitas Jenderal Soedirman dimulai tanggal 22 Agustus sampai dengan 30 Agustus 2019. Pelaksanaannya dilakukan di masing-masing fakultas. Kegiatan yang dilaksanakan yaitu Pendidikan Baris-Berbaris dan materi mengenai nasionalisme. Hal itu bertujuan untuk mengikis radikalisme didalam kampus.
“Wasbang efektif dalam menangkal radikalisme khususnya dilingkungan kampus, karena mahasiswa tetap berpegang teguh pada nasionalisme dan pilar-pilar kebangsaan sehingga tidak terpengaruh hal-hal baru yang belum tentu kebenarannya” ujar Idris.
Pak Novie selaku Wakil Dekan bidang akademik tidak terlalu berharap lebih bahwa wawasan kebangsaan mampu menangkal radikalisme di kampus.
“Sebenarnya masih kurang untuk menangkal apalagi menghapus radikalisme di ranah kampus, namun setidaknya mengingatkan perihal nasionalisme dan kecintaan terhadap tanah air” ujar Novie.
Wawasan kebangsaan hanya dilaksanakan mahasiswa angkatan 2019 karena terkendala waktu, biaya, dan SDM. Kegiatan wawasan kebangsaan tidak menggunakan anggaran dari Universitas maupun Fakultas.
Mahasiswa yang mengikuti wawasan kebangsaan mengeluhkan kelelahan karena banyaknya kegiatan.
“Sebenarnya capek karena kegiatan yang dilaksanakan banyak banget. Mulai dari S3, PKKM, PKKMB, dan Wasbang. Kondisi badan harus benar-benar dijaga” ujar Aziz, mahasiswa Fakultas Peternakan angkatan 2019.
Namun, Mahasiswa yang mengikuti wawasan kebangsaan merasa senang karena mendapat materi perihal nasionalisme yang mampu menumbuhkan kecintaannya terhadap tanah air.
Wawasan kebangsaan yang dikelola militer menimbulkan sedikit polemik di lingkungan Civitas Akademik. Ada pihak yang pro dan kontra terhadapnya.
“Militer yang masuk kampus bukan berarti menyebarkan ideologi militerisme, justru menumbuhkan rasa disiplin dan nasionalisme bersama rekan-rekan mahasiswa. Kegiatan yang diberikan hanya mengenalkan dasar-dasar PBB. Tidak ada unsur kekerasan atau perlakuan khas militer karena dia bukan militer” ujar Idris.
“Wasbang tidak masalah dikelola oleh militer karena mereka yang kompeten di bidang ini” ujar Novie.
“Substansi dari wasbang sangat bagus karena mencakup pencegahan radikalisme, yang disayangkan ada agenda untuk pengkerdilan mahasiswa” ujar Mandala, Presiden BEM FAPET.
BEM FAPET mengerahkan menteri-menterinya serta petinggi UKM dan mahasiswa yang terfokus di gerakan untuk dijadikan sebagai pendamping. Hal ini dilakukan untuk mendampingi mahasiswa baru dalam menerima materi supaya didiskusikan lebih mendalam dan komprehensif. Selain itu, pendamping ditugaskan untuk mengedukasi terkait sosial politik dan mengenalkan Fakultas Peternakan.
Pelaksanaan PBB yang tadinya tujuh hari, setelah didiskusikan maka dikurangi porsinya menjadi lima hari dan dua hari diganti dengan kegiatan games. Pendamping berusaha mereduksi militerisme masuk ke kampus, tapi sudah ada kesepakatan antara pihak Universitas dengan KOREM. Untuk mengatasinya dengan mengurangi porsi kegiatan PBB.
“Saya ucapkan terimakasih dan apresiasi kepada pihak KOREM yang bersedia membuka ruang diskusi sehingga tercapai kesepakatan ini” ujar Mandala.
Pengurangan porsi PBB juga menguntungkan bagi mahasiswa yang mengikuti wawasan kebangsaan karena tidak lagi berkegiatan secara fisik. Karena mahasiswa angkatan 2019 sudah terlalu banyak berkegiatan dan belum lagi kegiatan akademik di perkuliahan.
“Saya harap kepada teman-teman mahasiswa baru angkatan 2019 lebih baik lagi dari angkatan sebelumnya, karena serangkaian proses yang dilalui lebih panjang” ujar Mandala.