Oleh: Dwi Lestari
Halo, September!
Perkenalkan, aku adalah setitik debu bisu
Saksi dalam gelapnya nya dirimu
Lihatlah, September!
Orang bilang September selalu hitam
Nyatanya tak lantas seperti itu
Ada manusia indah yang lahir di dalam mu
Memberi warna pada hitamnya dirimu
Ia telah lahir untuk waktu yang lama
Namun sinarnya abadi, September
Lihatlah, September
Aku tertawan dalam dekapnya
Ia jiwa hebat yang telah bertahan dengan segala usahanya
Bagaimana mungkin aku tak jatuh hati padanya
Tatkala jiwa lain dengan mudahnya putus asa
Lihatlah, bagaimana ia bangkit dan menguatkan kembali langkahnya
September, indah sekali segala sesuatu tentangnya
Genggamannya juga menenangkan, September
Padahal aku tahu, dirinya sendiri juga butuh ketenangan
Dengarlah, September
Sabar yang ia tampilkan dan tulus yang ia luapkan
Seindah itu alunan kata yang selalu ia utarakan
Meski kadang ia juga lupa caranya bercerita
Tapi, pribadinya indah bak nyanyian ombak, September
September, telah lahir manusia bak permata
Indah namun rapuh jiwanya
Ia sandaranku, September
Terima kasih wahai jiwa yang telah lahir di bulan September
Selamat mengulang September ini untuk yang kesekian kali
Dan kesekian kali itu pula aku bersyukur engkau telah memilih untuk dilahirkan
Teruslah melangkah wahai tuan penghuni September
Lalu, sertakan aku dalam setiap September mu
Terakhir, halo, September!
Sekali lagi akan aku ulang
Perkenalkan, aku tetaplah debu di dalam mu
Namun, aku tetaplah jiwa yang mengagumi mu
Pada engkau yang teramat menawan
Semoga, September mu selalu dijaga Tuhan.