Purwokerto (23/8), mediahusbandry.com- Terjadi aksi demonstrasi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banyumas. Aksi yang berlangsung ricuh ini mengundang dari beberapa koalisi dari ratusan mahasiswa perguruan tinggi se-Banyumas, mulai dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), UIN Prof. KH Saiffudin Zuhri, Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIKOM), Institut Teknologi Telkom Purwokerto, serta Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (ORMEK) meliputi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Ratusan mahasiswa ini berdemonstrasi di Gedung DPRD Banyumas dengan tujuan yaitu menolak segala bentuk kemunduran demokrasi, pelanggaran konstitusi, dan membahas Revisi Undang-Undang Pilkada 2024 yang dinilai terlalu terburu-buru.
Aksi ini diikuti oleh 500-an mahasiswa yang terlebih dahulu berkumpul di Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. KH Saifuddin Zuhri. “Tadi itu bisa diperkirakan hampir 500 ya lumayan dalam kategori ini, ini aksi yang benar-benar lebih besar dari yang sebelum-sebelumnya yang hanya mimbar bebas,” tutur Ferdi selaku perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMP.
Tuntutan yang dibawakan dalam aksi ini adalah menolak segala bentuk kemunduran demokrasi, pelanggaran konstitusi, dan membahas RUU Pilkada 2024 yang dinilai terlalu terburu-buru. “Yang pertama mungkin menolak segala bentuk perusakan demokrasi. Yang kedua itu menolak segala bentuk pelanggaran konstitusi dan meminta pada seluruh elemen negara untuk kembali menegakan konstitusi menjadikan konstitusi sebagai prinsip yang berjalan negara bukan di dasarkan pada oligarki. dan menolak dengan tegas revisi UU Pilkada dan wacana penerbitan perpu yang mana itu kesannya memang tergesa-gesa,” tutur Arkan yang merupakan salah satu massa aksi.
Sementara itu, aksi yang ramai diikuti oleh mahasiswa ini berjalan dengan ricuh hingga aparat keamanan menggunakan water cannon untuk memukul mundur mahasiswa. Tidak kapok dengan hal tersebut, mereka kembali merapatkan barisan untuk menyampaikan orasi terhadap pimpinan daerah. Penggunaan water cannon oleh pihak kepolisian untuk membubarkan massa serta menyebabkan beberapa peserta aksi mengalami luka-luka, termasuk luka serius yang membutuhkan perawatan medis.
Arkan menyayangkan tindakan yang dilakukan pihak kepolisian dapat membahayakan massa aksi. “Sangat disayangkan ya dimana aparat-aparat yang seharusnya mengayomi masyarakat malah menjadi sosok yang menakutkan bagi masyarakat itu sendiri, bahkan tindakan tersebut dapat melukai massa aksi,” ujarnya.
Secara keseluruhan, aksi hari ini menunjukkan semangat mahasiswa dalam memperjuangkan perubahan dan memberikan tekanan pada pemerintah untuk lebih peduli terhadap kesejahteraan rakyat. Mahasiswa berharap dapat terus mempertahankan semangat ini dan mengembangkan gerakan yang lebih kuat di masa depan. Demonstrasi kemarin tidak hanya menyuarakan tuntutan perubahan kebijakan, tetapi juga menyoroti kekhawatiran mengenai penanganan aksi oleh aparat keamanan yang dinilai tidak proporsional.
Ferdi juga mengakui bahwa meskipun aksi kali ini menimbulkan kekacauan, hal tersebut merupakan tanda bahwa mahasiswa tetap berusaha keras untuk menyuarakan pendapat mereka. Ia menyebutkan kemungkinan adanya aksi lanjutan, termasuk “September Hitam” yang akan diadakan bulan depan, serta aksi-aksi lainnya yang direncanakan oleh berbagai universitas di Purwokerto. “Insyallah ya nanti kan sebentar lagi September pasti kita akan menyuarakan September hitam dan juga di bulan September kan tragedi-tragedi di Indonesia kelam itu selalu banyak banget nah itu pasti nanti ada usulan usulan dari univ-univ lain dari UIN, UNSOED, UMP, dan juga univ-univ yang ada di Purwokerto juga menggelar aksi lagi,” ujarnya.
Baku hantam antara aparat keamanan dengan mahasiswa pun tidak dapat terhindarkan dalam aksi ini. Hingga pukul 19.00 WIB aksi ini belum mencapai titik terangnya, kemudian pada pukul 19.13 WIB aparat keamanan berhasil membubarkan aksi dengan cara represif.
Reporter: Rika/Hus, Fairuz/Hus, Afif/Hus, Dwi/Hus, Puji/Hus, Lusi/Hus, Lisa/Hus, Putra/Hus, Fadhil/Hus, Sheila/Hus, Dhilla/Hus, Qanin/Hus, Nayla/Hus
Narator: Disky/Hus
Editor: Ardian/Hus