Berita

KBMU Menagih Janji, Rektorat Diduduki Massa Aksi

Purwokerto (29/4), mediahusbandry.com- Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa Unsoed (KBMU) kembali melakukan aksi demonstrasi dengan tajuk “Unsoed Problematik: Turunkan UKT Unsoed atau Rektor yang Turun” pada Senin (29/4) di Gedung Rektorat Unsoed.

Aksi ini bertujuan untuk menuntut rektor untuk mencabut Peraturan Rektor nomer 6 tahun 2024 yang isinya mengenai penyesuaian Biaya Kuliah Tunggal (BKT) untuk seluruh Calon Mahasiswa Baru Unsoed 2024 yang tentunya banyak menimbulkan polemik. Sebelumnya KBMU juga telah melakukan audiensi dengan pihak rektorat, tetapi belum menemui titik yang jelas sehingga mahasiswa kembali ke rektorat pada Senin (29/4). Sebelum menuju Gedung Rektorat, massa aksi berkumpul di depan Graha Adhyakasa Fakultas Hukum Unsoed mulai pukul 12.00 WIB. Setelah dirasa semua massa aksi terkumpul, mereka mulai berjalan ke arah rektorat pada pukul 13.10 WIB, terlihat jumlah mahasiswa yang ikut andil dalam aksi ini mengalami peningkatan yang drastis dibandingkan audiensi sebelumnya. “Kalau saya lihat aksi ini ada sekitar 2000 sampai 2500 orang,” tutur Fadhil selaku Koordinator Lapangan (Korlap). Setelah massa aksi sampai di depan Gedung Rektorat, korlap melakukan orasi pada pukul 13.20 WIB, dalam orasinya korlap menyampaikan bahwa kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dibahas pada audiensi belum ditindaklanjuti. Disebabkan tidak adanya tanggapan dari pihak rektorat, korlap memberikan waktu selama 1×30 menit untuk Rektor keluar menemui mahasiswa. Kira-kira 15 menit menunggu, akhirnya Wakil Rektor (Warek) bidang III; Norman Arie Prayogo keluar untuk menemui mahasiswa, sorakan bernada tidak senang turut menyambut Norman, saat di luar beliau tidak menyampaikan apapun dan kembali masuk ke dalam Gedung, hal tersebut membuat suasana aksi memanas.

Massa aksi berkumpul di Graha Adhyaksa dan berjalan menuju depan gedung Rektorat

Setelah warek masuk ke dalam gedung, pada pukul 13.46 WIB massa aksi memaksa masuk ke dalam Gedung Rektorat, tetapi dihadang oleh keamanan internal kampus. Sempat terjadi kerusuhan, berupa saling dorong, pukul-memukul, dan melempar gelas air mineral. Tidak kunjung mendapatkan respon dari pihak rektorat, akhirnya massa aksi semakin nekat untuk memasuki gedung, akibatnya kaca pintu lobby utama rektorat pecah dan massa aksi memaksa masuk ke dalam gedung. Di tengah suasana yang masih memanas, pihak Unsoed memberikan tanggapan mengenai aspirasi yang disampaikan mahasiswa saat audiensi (26/4). Dalam postingan Instagram @unsoedofficial_1963 mengumumkan bahwa, satu; Peraturan Rektor nomor 6 tahun 2024 telah dicabut, dua; menerbitkan peraturan baru tentang UKT, tiga; registrasi online mahasiswa baru jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) sementara dihentikan, empat; mahasiswa baru jalur SNBP yang telah melakukan registrasi online dan memerlukan perubahan data dapat menghubungi Unit Layanan Terpadu (ULT).

Postingan yang diunggah pada akun instagram @unsoedofficial_1963

Tepat pada pukul 14.48 WIB, pihak kepolisian memasuki Gedung Rektorat dengan perlengkapan yang proper (Rompi dan Helm). Massa aksi berhasil menguasai Gedung Rektorat pada pukul 15.19 WIB, ternyata didapati bahwa Rektor Unsoed Akhmad Sodiq tidak ada di dalam gedung. “Pak Sodiq seharusnya memiliki empati kepada calon mahasiswa, nyatanya mereka tidak berpihak kepada kita dan tidak punya empati,” ucap salah satu calon mahasiswa baru (Camaba) 2024. Tidak sampai di lantai satu saja, massa aksi mulai naik ke lantai tiga (ruang rektor dan wakil rektor), tetapi tepat di depan tangga ternyata pihak keamanan kampus dan aparat kepolisian sudah berada di sana untuk mengamankan massa aksi. Tidak selang lama, massa aksi mulai membubarkan diri untuk melakukan sholat ashar atau hanya sekedar beristirahat setelah kelelahan berdesak-desakkan.

Aparat kepolisian mengamankan ruangan rektor yang berada di lantai 3

Dalam aksi demonstrasi ini ternyata terdapat calon mahasiswa baru 2024, setelah mengikuti aksi ini mereka mendapatkan poin bahwa Peraturan Rektor Nomor 6 Tahun 2024 telah dicabut, tetapi ia belum merasa senang karena peraturan yang baru belum diterbitkan. “Menanggapi terkait pencabutan peraturan rektor nomer 6 tahun 2024 perasaanku belum seneng ya, karena ada peraturan rektor yang baru, jadinya masih gantung. Nanti kalau keluar peraturran rektor yang baru, harapannya uangnya dipakai sebaik-baiknya, terus kalau mau menaikkan biaya kuliah tidak apa-apa, tetapi tidak se-melejit ini,” jelas Amanda sebagai Camaba 2024 yang turut hadir dalam aksi.

Momen yang ramai ini banyak dimanfaatkan oleh orang untuk berjualan minuman dan makanan, terdapat pedagang es teh yang keliling untuk menawarkan dagangannya, tentunya hal tersebut sangat membantu bagi mahasiswa yang haus tetapi malas untuk keluar area kampus. “Adanya penjual minuman yang keliling sangat membantu kita, walaupun harganya agak mahal, tetapi kita tidak perlu repot untuk keluar area kampus sekedar untuk membeli minuman,” ucap Rifqi selaku massa aksi. Terlihat banyak spanduk berisi nada sindiran, ex: “Mahasiswa Baru Panik UKT Semakin Mencekik” ditempel di depan Gedung Rektorat. Di sela-sela ketidakjelasan kelanjutan aksi banyak mahasiswa yang duduk-duduk dan saling berbincang dengan temannya.

Tampak kondisi Gedung Rektorat dari luar

Aji Satya Dharma selaku korlap menyampaikan bahwa aksi ini belum bisa dikatakan berhasil, karena Peraturan Rektor yang baru belum diterbitkan. “Hasilnya sampai detik ini kita baru aja menduduki rektorat alhamdulillah teman-teman mahasiswa antusiasnya tinggi dan kita benar benar dengan harapan dengan tujuan kebijakan kebijakan kampus kedepan nya bisa di pertimbangkan lagi dengan baik, massa disini tidak ada settingan, bukan kepentingan tertentu, kita kepentingan dari teman-teman mahasiswa KBMU untuk membela teman teman calon mahasiswa baru yang akan masuk melalui 3 jalur tadi. Lalu berbicara tentang hasil, hasilnya belum menang teman teman, masih banyak tuntutan yang belum selesai dan kita meminta rektorat untuk hadir, meminta rektorat untuk menjelaskan kembali kepada teman teman mahasiswa,” jelas Aji. Aksi ini berlanjut sampai malam hari, tetapi dengan konsep yang berbeda, terdapat penampilan puisi teatrikal dari lembaga-lembaga mahasiswa dan nonton bareng (nobar). “Karena gedung rektorat hak kita semua hari ini kita coba untuk stay dulu disini kita akan coba orasi, menyampaikan puisi teatrikal dan juga rencananya kita mengadakan nobar cuma itu masih ada pertimbangan lagi teman teman, cuma yang menjadi esensi nya yaitu teman teman mahasiswa itu sadar, teman teman mahasiswa itu peduli dengan rekan rekan yang lain, jarang sekali kejadian seperti ini terjadi di setiap tahun nya dan ini menjadi bukti bahwa mahasiswa punya (bargaining position) punya posisi tawar dengan pihak birokrat alangkah baiknya hal-hal solidaritas seperti ini akan berlangsung kedepannya 10 sampai 50 tahun mahasiswa baru di Unsoed akan menggunakan metode ini untuk aspirasinya,” pungkas Aji. Massa aksi mulai membubarkan diri pada pukul 17.00 WIB.

Reporter: Lisa/Hus, Rika/Hus, Sheilla/Hus, Yesi/Hus, Habib/Hus, Abian/Hus, Yoga/Hus, Linda/Hus
Narator: Ardian/Hus
Editor: Disky/Hus

Leave a Reply

Your email address will not be published.