Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle Kabinet Merah Putih pada Senin (8/9). Salah satu perubahan besar adalah dicopotnya Sri Mulyani dari posisi Menteri Keuangan, yang digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa, Ketua Dewan Komisioner LPS. Penggantian posisi Sri Mulyani tentu sangat mengejutkan, walau beberapa bulan terakhir ada desas desus Sri Mulyani memang mengajukan pengunduran diri, apalagi setelah aksi penjarahan rumahnya.
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa sangat optimis kondisi ekonomi nasional akan membaik dalam waktu dekat, setelah dirinya resmi dilantik sebagai Bendahara Negara oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Sekarang kan ekonomi sedang agak melambat. Kita sudah pelajari kelemahannya, ke depan akan kita perbaiki. Jadi itu enggak terlalu sulit memperbaikinya. Tapi Anda lihat nanti, mungkin dua bulan-tiga bulan dari sekarang, Indonesia cerah kelihatan lagi,” ujar Purbaya usai dilantik di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (8/9).
Menurut dia, sejak 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia paling tinggi hanya 5 persen. Purbaya menyebut kondisi ini sebagai middle income trap, kondisi sebuah negara tak mampu bertransisi dari pendapatan menengah ke pendapatan tinggi akibat pertumbuhan ekonomi yang lambat.
Dalam waktu dekat, langkah yang akan ia ambil adalah menempatkan dana Rp 200 triliun ke enam bank negara (Himbara). Dana ini berasal dari dana dorman di Bank Indonesia, dari total Rp 425 triliun yang terdiri dari Sisa Anggaran Lebih (SAL) dan Sisa Lebih Pembayaran Anggaran (SiLPA). Menurutnya, langkah ini bisa dilakukan tanpa Peraturan Menteri Keuangan (PMK) dan Kementerian Keuangan berencana mulai memberlakukan kebijakan ini mulai Jumat, 12 September 2025.
Tapi, apakah kebijakan ini benar benar bisa mendorongpertumbuhan ekonomi, atau cuma jadi wacana?
Referensi:
https://muc.co.id/id/article/purbaya-yudhi-sadewa-gantikan-sri-mulyani-sebagai-menteri-keuangan
Penulis: Putra/Hus
Editor: Lusi/Hus
