Berita

BILFEST 2025: Semarak Literasi Banyumas yang Menggugah Generasi Muda

mediahusbandry.com- Purwokerto (18/6) Banyumas International Literacy Festival (BIL FEST) sukses digelar selama tujuh hari berturut-turut sejak 12 – 18 Juni 2025, menghadirkan semangat literasi yang kuat dari berbagai kalangan masyarakat, khususnya generasi muda. Diselenggarakan di Hetero Space Purwokerto, acara ini berhasil menarik perhatian ratusan pengunjung setiap harinya dengan rangkaian acara seperti bincang penulis, bazar buku, pameran seni, hingga event sastra.

Ratna dan Erma, mahasiswa Ilmu Kelautan Unsoed yang merupakan salah satu pengunjung, mengaku antusias mengikuti acara ini karena menghadirkan penulis kenamaan seperti Ziggy dan Ahmad Tohari. Meski ini kali pertama mereka mengikuti Festival Literasi, pengalaman yang didapat cukup berkesan. “Kesan pertamanya sebelumnya engga sesuai bayangan tapi bukan yang gimana tapi aku mikir tempatnya mungkin agak lebih proper gitu tapi ternyata kita harus muter nyari sendiri gitu, jadi masih agak bingung juga kita masuk, tapi tetap seru karena bisa ketemu penulis favorit dan lihat-lihat bazar buku siapa tau ada buku yang aku pengin dan harganya miring,” kata Ratna.

Sementara itu, Zilan dari Fakultas Ilmu Budaya Unsoed mengungkapkan kekagumannya pada variasi kegiatan yang dihadirkan. “Biasanya event sastra di kampus cenderung monoton. Di BILFEST ini beda banget ada komik, pameran, diskusi, awarding dan itu membuatku sadar bahwa sastra bisa dikemas dengan cara yang lebih kreatif,” ujarnya. Bagi Zilan, kehadiran penulis-penulis ternama menjadi magnet tersendiri yang membuat pengunjung datang.

Dokumentasi: Lusi/Hus

Septi, pengunjung lain yang juga baru pertama kali datang, menyebut bahwa kehadiran sosok seperti Ahmad Tohari menjadi alasan utama ia datang. “Pertama karna hari ini ada Ahmad Tohari, aku tuh bener-bener ngefans sama beliau dari dulu dan pengin ketemu, ternyata di hari yang sama ada kak Ziggy juga jadi sekalian dan menambah relasi juga,” tutur Septi. Ia juga menekankan pentingnya acara literasi seperti ini untuk mendorong minat baca di kalangan generasi muda. “Penting banget karna pertama minat baca Indonesia kan dibawah rata-rata gitu yah, dan adanya kegiatan kaya gini dan dibalut dengan sesuatu yang menarik dan lebih engga se formal orang-orang pikirkan dan aku berharap acara-acara seperti ini rutin dilakukan agar para Gen Z dan di bawah Gen Z pada melek literasi bahwa literasi itu engga semenyeramkan atau se kaku itu.”

Rahmi Rahmijaya, Project Director sekaligus penggagas utama BIL FEST, memaparkan bahwa festival ini merupakan hasil dari keresahannya akan minimnya ruang literasi di Banyumas. “Aku ingin masyarakat Banyumas punya akses literasi yang sama seperti Jogja atau Bandung. Maka dari itu, kita ciptakan ruang yang masif, biar tersorot oleh masyarakat dan pemerintah,” ujarnya.

BILFEST digagas sejak tahun 2024 melalui kolaborasi antara penerbit Omara Pustaka, Komite Ekonomi Kreatif Banyumas, serta didukung oleh berbagai pihak seperti Kementerian Kebudayaan, Dinas Pendidikan, Dinas Pemuda dan Olahraga, serta sejumlah sponsor kampus dan komunitas literasi. Festival ini terbagi dalam tujuh tema harian, antara lain komik, teater, puisi, sejarah, ide kreatif, hingga sastra dan kebudayaan. “Kita sih bikinnya per hari itu ada tema temanya, kalau hari pertama itu kita banyak hiburannya sebagai opening ceremony, kemudian hari kedua itu kita bahas tentang komik, hari ketiga temanya teater, hari keempat puisi, hari kelima membicarakan Sejarah, hari keenam tentang ide kreatif, dan hari ketujuh tentang sastra dan kebudayaan,” tambah Rahmi.

Meski sempat diliputi kekhawatiran akan minimnya antusiasme, kenyataannya festival ini mampu menarik hingga 100 sampai 200 pengunjung per hari. “Aku sempat takut engga ada pengunjung, tapi ternyata banyak juga yang datang. Bahkan setiap pengunjung yang datang ke sini paling engga mereka beli satu buku gitu,” ungkap Rahmi dengan penuh rasa syukur. Dalam perjalanannya, BIL FEST tidak lepas dari tantangan. Keterbatasan dana dan kurangnya portofolio awal membuat tim kesulitan menggaet sponsor serta narasumber ternama. Namun, semangat volunteer dari para mahasiswa Unsoed, UIN, UMP, dan Telkom Purwokerto menjadi kunci utama terselenggaranya acara ini.

Rahmi berharap ke depan BIL FEST tidak hanya menjadi ruang membaca dan diskusi, tapi juga menghadirkan lebih banyak “experience” menarik bagi pengunjung. “Aku sih penginnya memunculkan banyak experience gitu di festival ini, aku menyadari bahwa di edisi 1 experience nya masih kurang buat mengunjungi, pengunjung cuma ke buku sama ke panggung aja gitu, mungkin di festival kedepannya lebih banyak pengalaman lain yang bisa didapatkan oleh pengunjung ,” ujarnya.

Festival ini menjadi bukti bahwa literasi masih memiliki tempat di hati generasi muda. “Doa-doa muncul di event ini yang memang sejak awal aku juga pengin BIL FEST ini jadi sebuah doa buat semua Masyarakat, aku bersyukur banyak doa bermunculan, harapan teman-teman tuh bisa jadi doa untuk kekuatan BIL FEST selanjutnya gitu,” tutup Rahmi dengan penuh haru. Dengan segala keterbatasan yang ada, BIL FEST membuktikan bahwa ketika literasi dibungkus dengan kreativitas dan kolaborasi, ia mampu menjangkau dan menggerakkan hati banyak orang. Harapannya, festival ini akan menjadi agenda rutin tahunan yang mampu mengubah wajah literasi di Banyumas menjadi lebih hidup, dekat, dan menyenangkan.

Repoter: Reva/Hus, Azifah/Hus, Lusi/Hus, dan Dwi/Hus

Narator: Reva/Hus

Dokumentasi: Lusi/Hus

Editor: Lusi/Hus

Leave a Reply

Your email address will not be published.