Artikel

Sudut Pandang Mahasiswa Fapet Unsoed Terhadap MBKM Untuk Mempersiapkan Dunia Kerja

mediahusbandry.com- Mahasiswa, seorang pembelajar yang haus akan ilmu, baik akademik maupun non-akademik. Dewasa ini, pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan dalam kelas saja, tetapi juga dapat diberikan di luar kelas. Salah satunya adalah melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). MBKM merupakan suatu inovasi yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) agar dapat menghasilkan lulusan yang siap menghadapi dunia kerja. Dalam hal tersebut, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman yang nyata dan dapat diterapkan dalam jenjang kehidupan selanjutnya, MBKM dapat meningkatkan soft skills dan hard skills bagi mahasiswa yang mengikutinya. Dengan hard skills, seseorang akan memahami apa yang harus dikerjakan dari awal sampai akhir dan mampu bertahan dengan lingkungannya, karena memiliki soft skills yang baik.

Melansir dari laman dikti.kemdikbud.go.id, jumlah mahasiswa yang terlibat dalam program ini yaitu sebesar 241.000 dari awal dibentuknya MBKM (Januari 2020) hingga 2022, sedangkan pada tahun 2023 tercatat sebanyak 257.000 mahasiswa. Hal tersebut berarti 6,3 % mahasiswa seluruh Indonesia telah mengikuti program ini, kemudian pada tahun 2024 target yang ditetapkan sebanyak 500.000 mahasiswa. Lantas, seberapa pentingkah peran MBKM dalam menunjang persiapan mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja?

Sebanyak 46,2 % responden mengaku cukup paham tentang konsep MBKM (Gambar 1), dengan begitu harapannya mahasiswa yang mengikuti program ini sudah memiliki tujuannya masing-masing, salah satunya meningkatkan hard skills. Dalam konteks ini Mahasiswa Fakultas Peternakan (Fapet), Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) menjadi target survey tentang MBKM. Hard skills disini memiliki arti bahwa mereka berusaha mencari pengalaman nyata dalam memahami konsep peternakan, mulai dari on farm hingga off farm. Mereka belajar bagaimana penanganan Day Old Chick (DOC), pemeliharaan ayam broiler, penanganan ternak sakit, manajemen kandang yang diterapkan dalam farm. Setelah mengikuti program tersebut, mahasiswa dapat membandingkan pengalamannya yang didapat di luar kampus dengan pembelajaran yang mereka dapatkan di dalam kampus, juga ada beberapa hal yang tidak mereka dapatkan di lingkup kampus, tetapi ada dalam farm tempat mereka MBKM.

Gambar 1. Pemahaman Mahasiswa dengan Konsep MBKM

Pengalaman yang didapatkan setelah mengikuti proses MBKM dapat dimanfaatkan dalam mempersiapkan dunia kerja. Saat mengikuti program MBKM, khususnya Bertani Untuk Negeri (BUN), mereka belajar tentang pemeliharaan ayam, menangani penyakit yang ada dalam ternak, dan segala hal yang berkaitan dengan peternakan tersebut, sehingga dengan menerapkan proses pembelajaran yang memiliki pengalaman nyata dapat mengupgrade kemampuan seorang mahasiswa. Harapannya ketika mereka lulus dari Fapet akan mudah survive dalam dunia kerja. Selain hard skills, ada peran lain yang didapatkan ketika mengikuti MBKM, yaitu soft skills. Untuk menunjang hard skills yang bagus, diperlukan soft skills yang mumpuni, karena dengan soft skills maka kita dapat memberikan dampak bagus terhadap sasaran. Dalam dunia kerja, rata-rata memerlukan kemampuan public speaking yang bagus agar dapat mempengaruhi calon pembeli produk peternakan yang dijual. Lebih dari itu, kemampuan manajemen waktu juga diperlukan dalam dunia kerja, karena dengan manajemen waktu yang baik, maka segala urusan dapat terjadwal dengan baik dan meminimalisir terjadinya terjadinya keterlambatan, penumpukan tugas, serta stres yang berlebihan. Mahasiswa yang memiliki keterampilan ini akan lebih efisien dan produktif dalam menyelesaikan pekerjaan mereka, sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih optimal bagi perusahaan. Ketika mahasiswa mengikuti program MBKM, maka mereka akan mendapatkan semua manfaat tersebut.

Gambar 2. Pengaruh Program MBKM dalam Mempersiapkan Mahasiswa untuk Dunia Kerja

Menurut gambar 2, dapat diketahui bahwa program MBKM 53,8 % memiliki peran sangat besar dalam mempersiapkan mahasiswa untuk dunia kerja. Sebanyak 46,2 % menyampaikan bahwa MBKM berperan penting dalam persiapan dunia kerja, hal tersebut berarti bahwa MBKM mempunyai pengaruh yang positif terhadap mahasiswa. Tidak hanya kegiatan yang berhubungan langsung dengan peternakan saja yang menjadi fokus Mahasiswa Fapet Unsoed dalam mengambil peran MBKM, tetapi ada juga Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) (Gambar 3). Program ini dirancang agar mahasiswa dapat mengabdi dan memberdayakan masyarakat pada desa yang dituju sebagai lokasi PPK Ormawa. Dimas, yang merupakan salah satu peserta PPK Ormawa menyampaikan bahwa PPK Ormawa memiliki peran penting untuk mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja karena mahasiswa akan berkembang dalam segala aspek yang akan dihadapi dalam dunia kerja, juga mahasiswa mendapatkan pengalaman yang berharga ketika pelaksanaan di desa selama 5 bulan.  “Output bagi mahasiswa, yaitu dapat mengembangkan kualitas diri mahasiswa menjadi lebih baik dari segi soft skills maupun hard skills dan memiliki jiwa kepemimpinan, problem solving, public speaking yang baik,” tutur Dimas.

Gambar 3. Sebaran Program MBKM yang Diikuti Mahasiswa

Terdapat tantangan yang dialami mahasiswa selama mengikuti MBKM, sebanyak 8 orang mahasiswa mengaku bahwa dalam mendapatkan informasi seputar MBKM masih susah untuk diperoleh (Gambar 4). Selain itu, sebanyak 6 mahasiswa mengatakan bahwa informasi yang diperoleh dari pihak kampus masih kurang, sehingga mereka kebingungan terkait regulasi yang ditetapkan oleh birokrat. Sarannya agar program MBKM mendapatkan insights yang bagus di mata mahasiswa adalah dengan memasifkan lagi penyebaran informasi MBKM, baik melalui platform online maupun cetak. Lebih lanjut, kampus juga dapat memberikan pembekalan untuk mahasiswa yang akan menempuh MBKM, terutama pada masing-masing program yang berbeda agar mereka lebih memahami konsep MBKM baik dari segi administrasi, maupun yang lain. “Kesulitan administrasi dalam mengurus terkait akademik di kampus saja,” pungkas Dimas.

Gambar 4. Tantangan yang Dihadapi Mahasiswa Selama MBKM

MBKM memiliki peran penting bagi mahasiswa, terbukti dengan 100 % responden memberikan saran terhadap temannya agar mengikuti MBKM (Gambar 5). Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa MBKM memiliki peran penting sebagai pengembangan kualitas diri, yaitu dalam meningkatkan hard skills dan soft skills. Hal tersebut dapat bermanfaat sebagai bekal mahasiswa ketika akan menyusuri dunia kerja, sehingga ketika mahasiswa sudah bekerja, setidaknya ada bekal pengetahuan serta kemampuan, baik dalam bentuk soft skills, maupun hard skills. Pihak kampus juga memiliki peran besar dalam menyukseskan program MBKM, yaitu dengan memberikan sosialisasi mengenai MBKM dan penyebaran informasinya.  

Gambar 5. Persentase Mahasiswa yang Merekomendasikan MBKM terhadap Temannya

Referensi:

Kusumaningrum, B., K. S. Kuncoro, R.Y. Purwoko, A. N. Chasanah, D. N. Setyawan, N. H. I. Sari, dan R. Puspita. 2022. Apakah penerapan program MBKM dapat meningkatkan hard skills mahasiswa?. Jurnal Ilmu Pendidikan 4(3): 3712-3722.

Program MBKM Kemendikbudristek Membentuk Lulusan Siap Industri melalui Magang Bersertifikat

Narator: Ardian/Hus
Editor: Ardian/Hus

Leave a Reply

Your email address will not be published.