Opini

Menjadi Mahasiswa Peternakan: Sebaik-baiknya, Sehormat-hormatnya

Oleh: Ulil/Hus

Menjadi mahasiswa adalah hal yang didambakan bagi sebagian besar pelajar. Karena, mahasiswa identik dengan intelektualitas, kritis, agen perubahan, dan berbagai stereotip yang sudah melekat di masyarakat. Program studi yang ditempuh mahasiswa pun memiliki prestisenya tersendiri secara hierarkis di kalangan masyarakat.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peternakan merupakan usaha pemeliharaan dan pembiakan ternak. Hal yang terbesit oleh masyarakat awam ketika mendengar peternakan yaitu sesuatu yang kotor, bau, dan sebagainya. Begitu pula dengan mahasiswa peternakan yang agaknya dipandang sebelah mata oleh berbagai entitas masyarakat.

“Ngapain kuliah peternakan, kalau ingin jadi peternak”, “Nanti kalo lulus mau jadi apa”, “Oh, peternakan ya”, dan berbagai respon setelah mengetahui jurusan peternakan. Saya pun merasakannya dan cukup dibalas dengan senyuman. Karena perihal hidup hanya kita dan Tuhan yang mengetahui.

Latar belakang memilih jurusan peternakan pun sangat beragam. Ada yang memang bersungguh-sungguh di bidang ini, memilih karena ditolak di jurusan lain, sekedar hanya ingin kuliah, sampai yang tidak punya alasan pun ada. Saya memilih jurusan ini karena dicampakkan oleh jurusan lain. Barangkali inilah jalan ninjaku yang sejati, akan senantiasa dinikmati.

Setelah tahun kedua menjadi mahasiswa peternakan, saya mulai memahami romantisme perkuliahan di jurusan ini. Kegiatan yang dilakukan mahasiswa peternakan, sebagaimana mahasiswa pada umumnya. Masuk kelas untuk kuliah atau sekadar memenuhi kontrak minimal kehadiran. Seringkali mengerjakan tugas sebagai penunjang nilai. Mengikuti organisasi sebagai media pengembangan diri. Selalu melaksanakan praktikum dan mengerjakan laporan yang nyatanya sangat “mengasyikkan”.

Pic: Hafid/Hus

Tak hanya itu, banyak pelajaran yang sudah saya dapatkan dari tirakat ini. Bahwasanya yang berperan besar dalam mencetak produk atau individu, yaitu lingkungan sebesar 70% dan genetik sebesar 30%. Lingkungan berpengaruh sangat nyata terhadap output individu. Dari situ saya paham, ternak dengan produksi bagus tentunya memiliki lingkungan yang bagus pula. Begitu halnya dengan manusia yang produktif.

Sebagaimana tertuang pada pembukaan UUD 1945, bahwa tujuan negara salah satunya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Peternakan turut andil dalam hal itu, karena sebagai penopang utama protein hewani untuk kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Bila mengkonsumsi gizi seimbang dan mencukupi, maka masyarakat pun akan menjadi cerdas lahir dan batin.

Dinamika dan persoalan di bidang peternakan pun sangat kompleks dan beragam. Monopoli harga oleh kapital yang menyebabkan rendahnya harga produk di tingkat produsen atau peternak rakyat. Kebijakan ekspor dan impor yang berdampak pada keberadaan peternak rakyat. Serta, masih banyak persoalan lainnya.

Hal tersebutlah yang seyogyanya menjadi peran mahasiswa peternakan. Tentunya bersinergi dengan disiplin ilmu lain supaya tercipta ketahanan pangan dan kemakmuran masyarakat Indonesia. Meski terkesan utopis, tak ada salahnya kita turut andil dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Yang saya sampaikan tersebut, bukanlah pleidoi atau pembenaran karena saya bagian dari mahasiswa peternakan. Namun, begitulah realitasnya sebagai mahasiswa peternakan. Meski sudah menjadi mahasiswa peternakan, tak ada salahnya kita mendalami disiplin ilmu lain. Karena ilmu dapat diperoleh dari mana saja dan tidak ada bias yang membatasi seseorang dalam pencarian ilmunya.

Salam cinta dari ujung kandang.

Hidup mahasiswa peternakan Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.