Oleh : Rener Fadillah
“Mendidik manusia dalam pikiran dan bukan dalam moral berarti mendidik ancaman bagi masyarakat,” Theodore Roosevelt.
Sebuah quotes yang menjelaskan tentang pendidikan bukan hanya sekadar membangun intelektualitas suatu bangsa saja tetapi juga merupakan sistem implisit yang didalamnya terkandung nilai-nilai moralitas dan juga nilai sosial. Pendidikan bukan hanya tentang cara menyelesaikan penjumlahan namun juga cara menyelesaikan pertikaian. Negara maju pendidikannya tak hanya terpacu memintarkan siswanya, namun mereka juga memastikan siswanya juga memiliki kecerdasan emosional baik dalam kehidupan profesional maupun kehidupan sosial. Salah satu bentuk kecerdasan emosional yang harus diajarkan yaitu menyangkut masalah etika. Etika menjadi sebuah hal yang penting yang harus diterapkan dan diajarkan di dunia pendidikan Indonesia, apalagi Indonesia yang lekat dengan budaya timur yang dikenal dengan sopan dan santun tidak terkecuali di level pendidikan tinggi.
Mahasiswa sebagai orang yang menuntut ilmu juga tentu perlu menerapkan adab dalam menuntut ilmu. Mahasiswa yang sudah dewasa secara umur terkadang melupakan etika ketika berinteraksi terutama di lingkungan kampus. Mahasiswa umumnya hanya terfokus pada nilai-nilai dalam bentuk angka namun lupa terhadap etika ketika berinteraksi di lingkungan kampus terutama terhadap dosen sebagai orang tua kita di kampus. Kita tentu sering menemui mahasiswa yang hanya menggunakan sandal, kaos oblong, aksesoris berlebihan di kampus ketika masih jam kerja (baca : jam 7 pagi – 4 sore). Kita juga sering menemui mahasiswa yang bermain hand phone atau tertidur saat jam kuliah. Hal tersebut tentunya menjadi sebuah bahan autokritik bagi mahasiswa sendiri.
Mahasiswa yang dikenal sebagai sosial kontrol dan agent of change tentunya harus bisa menerapkan auto kritik sebelum mengkritik suatu kebijakan publik. Tentu menjadi tanda tanya besar dikalangan masyarakat, mahasiswa yang sering mengkritik kebijakan publik namun lupa mengevaluasi diri terhadap etika/ adab yang dilakukan ketika bergaul dengan masyarakat.
Mahasiswa harus sadar bahwa tujuan utama kita di kampus yaitu mencari ilmu yang didalamnya terdapat adab/etika. Mahasiswa sebagai kaum intelektual tentu harus menerapkan etika dalam bersikap, berperilaku maupun berinteraksi dengan siapapun.
Mengutip perkataan Albert Camus yang mengatakan bahwa “Seseorang tanpa etika adalah binatang buas yang dilepaskan dari dunia ini”. Hal tersebut menunjukan bahwa betapa penting etika dalam kehidupan bermasyarakat khususnya mahasiswa yang dipandang sebagai harapan penerus estafet kemajuan sebuah negara.
Etika dalam kehidupan sehari-hari memegang peranan yang penting baik di lingkungan pendidikan, bermasyarakat hingga pekerjaan. Etika diartikan sebagai disiplin, nilai-nilai, integritas serta kejujuran di tengah orang lain. Etika berdampak pada perilaku dan individu untuk membuat pilihan yang tepat. Etika juga berperan dalam mengatur hidup dan bertindak secara bertanggung jawab. Etika sangat dibutuhkan di dalam kehidupan bermasyarakat dimana hal tersebut menjadi koridor yang tepat agar tercipta sebuah kondisi lingkungan yang baik.
Setinggi Apapun Ilmu Duniamu. Sedalam Apapun Ilmu Agamamu. Jika Akhlaq, Adab & Etikamu Nyungsep. Kelak Suatu Saat Akan Malu & Dipermalukan. – Kunto Hartono.