Oleh : Nurhatini/Hus dan Fitri/Hus

Desember 2019
Kamu,
adalah wujud dari doaku bertahun-tahun silam.
Juni 2018
Dan kau hadir, merubah segalanya..
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya. Kemudian satu orang tersebut akan menjadi bagian terbesar dalam agendamu. Dan hatimu takkan memberikan pilihan apapun kecuali jatuh cinta. Biarpun logika terus berkata bahwa resiko dari jatuh cinta adalah terjerembab dalam nestapa.
Terimakasih. Aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi. Masa lalu, rasa sakit, masa depan, dan mimpi-mimpi. Semua akan berlalu seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan.
Namun, perlahan waktu menuntut sebuah perubahan. Indah yang kurasakan tidak lagi sama seperti dulu. Terlalu sakit untuk dirasakan.
Suatu saat,
Aku akan terbiasa tanpa kabar, tanpa sebuah pesan, tanpa sapa hangat darinya. Dan perlahan waktu akan membawaku pada satu titik bahwa ternyata ketiadaannya membuat hidupku lebih baik.
Waktu yang akan menjelaskan dengan baik ketulusan sesorang, niat baik, dan tujuan-tujuannya. Jika sejatinya memang baik, maka seiring waktu berjalan akan terlihat semakin terang. Sebaliknya, jika hanya topeng, maka seiring waktu berlalu, pasti akan terbuka juga.
Akhirnya kita sampai pada destinasi dimana hubungan kita kian renggang. Entah karena komunikasi yang terjalin menjadi jarang atau karena keinginan untuk mencintai dari kita semakin berkurang. Apa kamu bosan?
Kau tak merespon. Mungkin kau lelah? Atau aku yang etrlalu berlebihan mengungkapkan rasaku. Hingga membuatmu merasa terganggu?
Ya, aku pernah berada di posisi itu. Cobalah, aku akan diam. Mungkin tanpaku, hidupmu jauh lebih bahagia. Tapi sungguh, aku tak bisa menutup-nutupi yang sedang kurasakan. Kau yang mengajarkanku untuk selalu berkata jujur. Tentang apa yang aku rasakan.
Mungkin saat ini aku sedang rapuh.
Aku ingin bersikap acuh. Tak peduli. Tapi kau juga yang mengajariku arti kata sabar.
Jangan menuhankan kehilangan!
Kau perlu menyadarkan diri dari sesuatu yang membuatmu berada pada ambang hidup dan mati. Iya, kau perlu memberinya jarak.
Jika dulu kau pernah menangis karena terlalu merindukannya. Sekarang, menangislah karena kebodohanmu yang pernah menangisinya. Jika dulu kau pernah membuang waktu untuk menunggu setiap pesannya. Sekarang, tepislah keinginan yang pernah kau dekap dengan sebegitu eratnya. Dan jika dulu kau pernah menyesal karena cinta yang kaun berikan. Sekarang, air matamu patut kering untuk menyambut pengganti yang lebih baik.
Yah, hidup memang tak selalu indah. Namun kenangan-kenangan yang indah akan selalu hidup.
Sabar itu tanpa batas. Kalau ada yang bilang sabar itu ada batasnya, bukan sabar lagi namanya.
Percayalah 🙂
Akan ada kabar gembira setelah kata sabar.
Every pain has a purpose. Untuk kamu yang sedang berjuang. Tetap semangat. Never give up! See you at the top!