Kontestasi Pemira kampus peternakan sedang dalam puncaknya. Kegiatan Pemira saat ini sudah memasuki tahap kampanye monologis dan dialogis. Uniknya, kedua calon presiden BEM Fakultas Peternakan merupakan kader dari Kementerian Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa (Adkesma) BEM Fapet 2018/2019. Kedua calon tersebut adalah Arif Abdusyakur sebagai calon presiden nomor urut 1, sedangkan Denis Agita M sebagai calon presiden nomor urut 2.
Di tengah kontestasi politik yang semakin memanas, apakah kesejahteraan mahasiwa masih menjadi prioritas dari kementerian adkesma, mengingat keduanya berasal dari kader yang sama.
“Untuk prioritas tetap menjadi prioritas kami, kami tetap konsen dan berupaya menjadikan kesejahteraan mahasiswa dalam bidang advokasi menjadi yang utama. Meskipun nanti tetap publik yang menilai,” jelas Denis Agita selaku menteri adkesma.
Ia menambahkan bahwa meskipun fokusan kerjanya bertambah namun akan tetap menjaga kesejahteraan mahasiswa. “Karena saya selaku menteri akan selalu menjaga teman-teman semua. Kemarin yang terakhir, agenda beasiswa CPBSA juga tetap kita tunaikan, mungkin yang terdekat akan ada agenda Bincang Bareng Birokrasi,” tambahnya.
Namun hingga saat ini, wacana kegiatan BBB yang akan diselenggarakan pada pertengahan bulan November 2019 belum kunjung muncul ke permukaan. Bahkan, salah satu staff kementerian adkesma belum mengatahui kepastian adanya kegiatan BBB yang akan dilaksanakan. “Setahu saya belum ada progress ke arah sana, namun hanya ada perbincangan entah itu dalam bentuk evaluasi ataupun masih mau menuntut,” jelas Haydar selaku staff adkesma.
Ketidakpastian agenda BBB ini tidak terlepas dari ketidakjelasan kementerian adkesma dalam penyerahan kewenangan pelaksana tugas (Plt). Denis menjelaskan sebelumnya kewenangan pejabat Plt ini akan diserahkan kepada Arif, yang mendadak mencalonkan diri menjadi kompetitornya. “Untuk disposisi jabatan, sebenarnya sudah dibuat dan sudah ngobrol ke Mandala (presbem–red), bahkan dari dia pun menegaskan bahwa sebenarnya tidak wajib untuk disposisi jabatan,” jelasnya.
Denis pun menambahkan bahwa apabila tidak ada disposisi jabatan akan terkesan tidak etis. Sehingga pada akhirnya, ia tetap melakukan disposisi jabatan kepada Arif yang saat itu masih menjadi staffnya di kementerian adkesma. “Namun secara etika akhirnya saya ngobrol kepada Mandala (presbem–red), kemudian saya buatkan suratnya secara tekstual dan Arif yang memang menyanggupi dan tidak ada yang perlu dipermasalahkan semestinya,” tambahnya.
Terkait disposisi jabatan, Arif selaku Plt yang dilimpahi sebelumnya angkat bicara dan mengatakan bahwa Plt memang tidak harus ada. “Plt tidak diadakan karena kita nanti salah satu ada yang naik tapi satunya lagi engga, nanti ketika Pemira sudah selesai akan kita garap bareng-bareng lagi, dan Plt tidak ada,” jelas Arif.
Kemudian salah satu program kerja kementrian adkesma yang saat ini seperti kehilangan tajinya yaitu “adkesma call center”. “Jadi setau saya sampai sekarang pun Adkesma Call Center masih berlanjut cuman responnya sedikit kurang, dalam artian balasnya lama” jelas Haidar.
Ia juga menambahkan bahwa lambatnya respon terhadap call center ini sudah dikritisi oleh teman-teman BEM agar lebih tanggap dalam merespon keluhan-keluhan dari mahasiswa.
Reporter : Gilang Arays dan Olivia Marselina
Narator : Gilang Arays dan Olivia Marselina
Editor : Ulil Albab